Pengaruh Pola Tanam Tumpang Sari terhadap Produktivitas Rimpang dan Kadar Senyawa Aktif Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb. Synm. Curcuma javanica) merupakan tanaman obat asli Indonesia yang memiliki khasiat multifungsi. Namun jangka waktu panen temulawak yang cukup lama (sekitar 9-12 bulan) menyebabkan para petani enggan menanam tanaman temulawak. Untuk itu pengembangan metode penanaman perlu dilakukan agar menguntungkan secara ekonomis bagi petani, salah satu metode yang dapat digunakan adalah tumpang sari.
Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari metode tumpang sari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, penggunaan cahaya, air serta unsur hara yang lebih efektif, mengurangi resiko kegagalan panen, dan menekan pertumbuhan gulma.
Penelitian temulawak dilakukan dengan menggunakan rancangan petak-petak terbagi (split plot design). Rancangan acak kelompok (RAK) dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan variabel jarak tanam, jumlah tunas, dan waktu panen. Parameter agronomi yang diamati adalah bobot rimpang basah dan kering yang mengindikasikan produktivitas per tanaman dan jumlah per bagian rimpang. Kandungan bioaktif xanthorrhizol dan kurkuminoid pada temulawak ditentukan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Hasil pengukuran kurkuminoid dan xanthorrhizol pada temulawak menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar kedua metabolit sekunder dari penanaman dengan dan tanpa tumpang sari. Dapat disimpulkan bahwa metode penanaman tumpang sari dapat tidak mempengaruhi kadar metabolit sekunder dari temulawak sebagai tanaman utama, sehingga dapat menjadi pilihan metode pertanian untuk meningkatkan manfaat ekonomi para petani temulawak.
Full text article
References
Arafa H. 2005. Curcumin attenuates diet-induced hypercholesterolemia in rats. Medical Science Monitor. 11(7):228-234.
Devy L. 2009. Analysis of variance and genetic stability of temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) in Indonesia. [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Farombi E, Shrotriya S, Na H, Kim D, Surh Y. 2007. Curcumin attenuates dimethylnitrosamine-induced liver injury in rats through Nrf2-mediated induction of heme oxygenase-1. Food and Chemical Toxicology. 46(4):1279-1287.
Figueiredo AC, Barroso JG, Pedro LG, Scheffer JJ. 2008. Factors affecting secondary metabolite production in plants: volatile components and essential oils. Flavour and Fragrance Journal. 23:213-226.
Goel A, Kunnumakkara A, Aggarwal B. 2008. Curcumin as "Curecumin": from kitchen to clinic. Biochemical Pharmacology. 75(4):787-809.
Herlina. 2011. Kajian variasi jarak dan waktu tanam jagung manis dalam sistem tumpang sari jagung manis (Zea mays). Padang (ID): Universitas Andalas.
Indriati TR. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Populasi Tanaman terhadap Pertumbuhan serta Hasil Tumpang sari Kedelai (Glycine max L.) dan Jagung (Zea mays L.). [tesis]. Surakarta (ID): Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.
Islam F, Karim MR, Shahjahan M, Hoque MO, Alam MR, Hossain MA. 2002. Study on the effect of plant spacing on the production of turmeric at farmer's field. Asian Journal of Plant Sciences. 1(6):616-617.
Jacob A, Wu R, Zhou M, Wang P. 2007. Mechanism of the Anti-inflammatory Effect of Curcumin: PPAR-gamma Activation. PPAR Research. 2007, 89369.
Kumar P, Padi S, Naidu P, Kumar A. 2007. Possible neuroprotective mechanisms of curcumin in attenuating 3-nitropropionic acid-induced neurotoxicity. Methods and Findings in Experimental and Clinical Pharmacology. 29(1):19-25.
Nurcholis W, Ambarsari L, Purwakusumah ED. 2016. Curcumin analysis and cytotoxic activities of some Curcuma xanthorrhiza Roxb. Accessions. International Journal of Pharm Tech Research. 9(7):175-180.
Rahardjo M. 2010. Penerapan SOP budi daya untuk mendukung temulawak sebagai bahan baku obat potensial. Perspektif. 9(2):78-93.
Razaq M, Zhang P, Shen H, Salahuddin. 2017. Influence of nitrogen and phosporus on the growth and root morphology of Acer Mono. PLoS ONE. 12(2):e0171321
Sidik, Sumiwi SA. 2009. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Botany, Etnobotany Chemistry, Pharmacology and There Benefit. Proceedings of The First International Symposium on Temulawak. 27-28 May 2008. Bogor (ID): Biopharmaca Research Center Bogor Agricultural University .
Song YN, Zhang FS, Marschner P, Fan FL, Gao HM, Bao XG, Li L. 2007. Effect of intercropping on crop yield and chemical and microbiological properties in rizhosfer of wheat (Triticum aestivum L.), maize (Zea mays L.), and faba bean (Vicia faba L.). Biology and Fertility of Soils. 43(5):565-574.
Thangapazham R, Puri A, Tele S, Blumenthal R, Maheshwari R. 2008. Evaluation of a nanotechnology-based carrier for delivery of curcumin in prostate cancer cells. International Journal of Oncology. 32(5):1119-1123.
Authors
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium