Metode Ekstraksi dan Pemisahan Optimum Untuk Isolasi Xantorizol dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

Wulan Tri Wahyuni(1), Herdiyanto Herdiyanto(2), Mohamad Rafi(3)
(1) Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor,
(2) Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor,
(3) Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Abstract

Xantorizol merupakan senyawa penciri utama temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Penelitian ini bertujuan menentukan metode ekstraksi dan pemisahan optimum untuk isolasi xantorizol dari rimpang temulawak. Maserasi dan sokletasi digunakan untuk mengekstraksi xantorizol dengan pelarut metanol, dietil eter, dan n-heksana. Pemisahan dilakukan dengan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif dan hasil pemisahan dikarakterisasi berdasarkan spektrum inframerah dan kromatografi gas-spektrum massa (KG-SM), sementara persentase kemurniannya ditentukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi. Ekstrak n-heksana dari teknik maserasi memiliki kandungan xantorizol lebih tinggi dibanding ekstrak lainnya yaitu sebesar 168 mg/g sampel. Fraksi ke-4 hasil pemisahan kolom terhadap ekstrak n-heksana memberikan dua spot pada KLT dengan Rf 0.54 dan 0.68, spot dengan Rf 0.54 diduga merupakan xantorizol (dikonfirmasi dengan KG-SM). Pemurnian lebih lanjut dengan KLT preparatif terhadap fraksi ke-4 menghasilkan xantorizol dengan rendemen sebesar 0.016 % berdasar bobot sampel dan tingkat kemurnian sebesar 87.40 %.

Full text article

Generated from XML file

References

Asriani D. 2010. Isolasi xantorizol dari temulawak terpilih berdasarkan nomor harapan. Tesis. Bogor (ID): Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Cheah YH, Nordin FJ, Sarip R, Tee TT, Azimahtol HLP, Sirat HM, Rashid BAA,Abdullah NR,Ismail Z. 2009. Combined xanthorrhizol-curcumin exhibits synergistic growth inhibitory activity via apoptosis induction in human breast cancer cells. Cancer Cell International. 9:1 MDA-MB-231.

Darusman LK, Priosoeryanto BP, Hasanah M, Rahardjo M, Purwakusumah ED . 2007. Potensi Temulawak Terstandar untuk Menanggulangi Flu Burung. [Internet] [diunduh 2014 Jan 18]. Tersedia pada: http//repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../2007lkd_latif.doc?..2.

[EMA] European Medicines Agency. 2014. Assessment report on Curcuma xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich), rhizome. EMA/HMPC/604598/2012.

Hwang JK, Shim JS, Pyun YR. 2000. Antibacterial activity of xanthorrhizol from Curcuma xanthorrhiza against oral pathogens. Fitoterapia. 71:321–323. doi: 10.1016/S0367-326X(99)00170-7

Hwang JK. 2004. Xanthorrhizol: a potential antibacterial agent from Curcuma xanthorrhiza against Streptococcus mutans. Planta Medica. 66:196-197.

Jarikasem S, Thubthimthed K, Chawananoraseth, Suntorntanasat T. 2005. Essential oil from three Curcuma species collected in Thailand. Acta Horticulturae. 677:37-41.

Lim et al. 2005. Antioxidant and antiinflammatory activities of xanthorrizol in hippocampal neurons and primary cultured microglia. Journal of Neuroscience Research 82 (6):831-8.

Lin SC, Teng CW, Lin CC, Lin YH, Supriyatna S. 1996. Protective and therapeutic effect of the Indonesian medicinal herb Curcuma xanthorrhiza on β-D-galactosamine-induced liver damage. Phytotherapy Research. 10:131–135.

Masuda T, Isobe J, Jitoe A, Nakatani N. 1992. Antioxidative curcuminoids from rhizomes of Curcuma xanthorrhiza. Phytochemistry. 31:3645–3647.

[NIST] National Institute Standard Technology. 2011. Material Measurement Laboratory: Phenol, 5-(1,5 dimethyl-4-hexenyl)-2-methyl-,(R)-. [Internet] [diunduh 2014 Okt 12]. Tersedia pada: http//webbook.nist.gov/cgi/cbook.cg i?ID=C30199269&Mask=200.

Park JH, Park KK, Kim MJ, Hwang JK, Lee SK, Chung WY. 2008. Cancer chemoprotective effects of Curcuma xanthorrhiza. Phytotherapy Research. 22:695–698.

Pavia DL, Gary ML, George SK, James RV. 2008. Introduction to Spectroscopy 4th Edition. Washington: Brooks/Cole CENGAGE Learning. Halaman 27-83.

Rukayadi Y, Yong D, Hwang JK. 2006. In vitro anticandidal activity of xanthorrizol isolated from Curcuma xanthorrhiza Roxb. Antimicrobial Chemotheraphy. Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 57:1231-1234.

Rukayadi Y, Hwang JK. 2007. In vitro antimycotic activity of xanthorrhizol isolated from Curcuma xanthorrhiza Roxb. against opportunistic filamentous fungi. Phytotherapy Research. (5):434-438.

Salea R, Widjojokusumo E, Veriansyah B, Tjandrawinata R. 2014. Optimizing oil and xanthorrhizol extraction from Curcuma xanthorrhiza Roxb. rhizome by supercritical carbon dioxide. Journal of Food Science and Technology. 51(9):2197–2203.

Syukur C, Hernani. 2002. Budi Daya tanaman Obat Komersial. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Zwaving JH, Bos R. 1992. Analysis of the essential oils of five curcuma species. Flavour and Fragrance Journal. 7(1):19-22.

Authors

Wulan Tri Wahyuni
wulantriws@apps.ipb.ac.id (Primary Contact)
Herdiyanto Herdiyanto
Mohamad Rafi
Metode Ekstraksi dan Pemisahan Optimum Untuk Isolasi Xantorizol dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). (2017). Jurnal Jamu Indonesia, 2(2), 43-50. https://doi.org/10.29244/jji.v2i2.31

Article Details

How to Cite

Metode Ekstraksi dan Pemisahan Optimum Untuk Isolasi Xantorizol dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). (2017). Jurnal Jamu Indonesia, 2(2), 43-50. https://doi.org/10.29244/jji.v2i2.31
No Related Submission Found