Uji Fisikokimia dan Uji Iritasi Sabun Antiseptik Kulit Daun Aloe vera (L.) Burm. f

Eka Kartika Untari (1), Robiyanto Robiyanto (2)
(1) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Indonesia,
(2) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Indonesia

Abstract

Tanaman lidah buaya  merupakan tanaman khas Kalimantan Barat yang memiliki sifat antibakteri, sehingga pada penelitian ini menjadi bahan baku utama pada sediaan sabun cair. Pada penelitian sebelumnya sediaan sabun cair antiseptik lidah buaya ini berpotensi sebagai antiseptik pada penderita ulkus diabetik, oleh karena itu diperlukan uji iritasi sebelum diberikan kepada penderita. Tujuan penelitian adalah untuk menguji sifat fisikokimia dan menentukan ada atau tidaknya efek iritasi akibat pemberian sabun cair lidah buaya pada partisipan sehat. Desain penelitian untuk uji iritasi adalah penelitian eksperimental one group pre-test and post test design yang melibatkan 12 orang partisipan. Formulasi sabun cair terdiri dari infus kulit daun lidah buaya, minyak jarak, KOH, HPMC, asam stearat, gliserin, BHT, dan akuades. Sabun cair diujikan sifat fisikokimia sebelum dilakukan uji iritasi. Uji iritasi menggunakan metode open patch test dengan mengoleskan satu kali sehari sebanyak 2 mL sabun cair ke daerah tengkuk selama 3 hari berturut-turut. Pengamatan efek iritasi pada 30 menit, 1 hari dan 3 hari setelah pengolesan. Hasil uji iritasi yang diperoleh bahwa tidak terdapat gejala iritasi berupa rasa gatal, kemerahan, kulit bengkak, dan rasa perih pada semua partisipan. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa sabun cair lidah buaya tidak memiliki efek iritasi pada kulit partisipan sehat.

Full text article

Generated from XML file

References

Amin H. 2006, Kajian Penggunaan Kitosan Sebagai Pengisi dalam Pembuatan Sabun Transparan (skripsi). Bogor (ID): Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Basketter DA, Chamberlain M, Griffiths HA, York M. 1997. The classification of skin irritants by human patch test. Food Chemistry Toxicology. 35: 845–852.

Cavitch SM. 1997. The Soapmaker’s Companion A Comprehensive Guide With Recipes, Techniques & Know How. North Adams: Storey Books.

De Benedetto A, Kubo A, Beck LA. 2012. Skin Barrier Disruption: a Requirement for Allergen Sensitization. Journal of Investigative Dermatology. 132: 949-963

EC Annex to Commission Directive 92/69/EEC of 31 July 1992 adapting to technical progress for the seventeenth time Council Directive 67/548/EEC on the approximation of laws, regulations and administrative provisions relating to the classification, packaging and labelling of dangerous substances. Off J Eur Communities: L383A: 35.

Ernst E. 2008. Adverse effects of herbal drugs in dermatology. British Journal of Dermatology. 143(5): 923-929.

Hernani, Bunasor TK, Fitriati. 2010. Formula Sabun Transparan Antijamur Dengan Bahan Aktif Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L.Swartz). Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 21 (2). 192 – 205.

Isabela A. 2009. Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa pada Penderita Osteomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta In Vitro [Abstrak]. Solo (ID): UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret.

Lazzarini R, Duarte I, Ferreira AL. 2013. Patch Tests. Anais Brasileiros De Dermatologia. 88(6):879-888

Pradipto M. 2009. Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar (Jatropa curcas L) Sebagai Bahan Dasar Sabun Mandi. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal: 16;22.

Purbaya JR. 2003. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Aloe vera. Bandung (ID): cv Pionerjaya. Hal 21-165.

Rahayu ID. 2006. Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker sebagai Antibiotik dalam Pengobatan Etnoveteriner Unggas secara In Vitro. Jurnal Protein. 13(1).

Sari R, Ferdinan A. 2018. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair dari Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya. Pharmaceutical Sciences and Research. 4(3), pp.111-120.

Srivasta SB. 1982. Soap, Detergent and Parfume and Industry (Soap and Detergent Manufacturing Guide). 43rd Publication On Small Scale Industries. New Delhi (IN): Small Industry Research Institute.

Standar Nasional Indonesia 06-3532-1994. Sabun Mandi. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional. Hal 1-10

Standar Nasional Indonesia. 06-4085-1996. Sabun Mandi Cair. Jakarta (ID): Dewan Standarisasi Nasional. Hal 1-10.

Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. London : Blackie Academe and Professional.

Sunsmart. 1998. Anatomy of The Skin, J. Cosmetics and Toiletries. New York (USA): SunSmart Inc.

Tanno LK, Darlenski R, Sánchez-Garcia, S, Bonini M, Vereda A, Kolkhir P, Antolin-Amerigo D, Dimov V, Gallego-Corella C, Becerra JCA, Diaz A. 2016. International survey on skin patch test procedures, attitudes and interpretation. World Allergy Organization Journal. 9(1), p.8.

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta(UI): UI-Press.

Wilkinson DS, Fregert S, Magnusson B, Bandmann HJ, Calnan CD, Cronin E, et al. 1970. Terminology of contact dermatitis. Acta Dermato Venereologica. 50:287–292.

Authors

Eka Kartika Untari
ekakartika@pharm.untan.ac.id (Primary Contact)
Robiyanto Robiyanto
Untari, E. K., & Robiyanto, R. (2018). Uji Fisikokimia dan Uji Iritasi Sabun Antiseptik Kulit Daun Aloe vera (L.) Burm. f. Jurnal Jamu Indonesia, 3(2), 55–61. https://doi.org/10.29244/jji.v3i2.54

Article Details

No Related Submission Found