Analisis Kebutuhan Pendampingan dan Kompetensi Pendamping Pelaku Usaha Industri Jamu

Ninuk Purnaningsih (1), Titi Mawasti (2), Yudhistira Saraswati (3)
(1) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, Indonesia,
(2) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, Indonesia,
(3) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Indonesia, Indonesia

Abstract

Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah adalah pusat industri pengolahan dan pemasar jamu di Indonesia. Terdapat sekitar 60 pengusaha dan pedagang jamu (dari skala kecil, menengah, hingga besar) yang tergabung dalam Koperasi Jamu Indonesia (KOJAI). Pada tahun 2012, Kecamatan Nguter diresmikan sebagai “Kampung Jamu”. Dalam perkembangannya, industri jamu Nguter mengalami permasalahan diantarannya sulitnya mendapatkan izin edar dari Badan POM karena produk belum memenuhi standar Good Manufacturing Practices (GMP). Kemampuan para pelaku usaha, sulitnya mendapatkan bahan baku yang berkualitas dan penerapan teknologi yang sederhana menjadi penyebab utama sulitnya menghasilkan produk terstandar. Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka menghadapi globalisasi perdagangan, maka diperlukan pendampingan kepada pelaku usaha industri jamu. Kompetensi pendamping sangat penting perannya dalam mendampingi para pengusaha industri jamu. Kompetensi yang diperlukan pendamping antara lain pengetahuan mengenai Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kaji tindak, yang menggabungkan antara metode survey dengan aksi pemberdayaan di masyarakat. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi studi literatur/ dokumentasi, survey, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), dan workshop.

Full text article

Generated from XML file

References

Arafa H. 2005. Curcumin attenuates diet-induced hypercholesterolemia in rats. Medical Science Monitor. 11(7):228-234.

Devy L. 2009. Analysis of variance and genetic stability of temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) in Indonesia. [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Farombi E, Shrotriya S, Na H, Kim D, Surh Y. 2007. Curcumin attenuates dimethylnitrosamine-induced liver injury in rats through Nrf2-mediated induction of heme oxygenase-1. Food and Chemical Toxicology. 46(4):1279-1287.

Figueiredo AC, Barroso JG, Pedro LG, & Scheffer JJ. 2008. Factors affecting secondary metabolite production in plants: volatile components and essential oils. Flavour and Fragrance Journal. 23:213-226.

Goel A, Kunnumakkara A, Aggarwal B. 2008. Curcumin as "Curecumin": from kitchen to clinic. Biochemical Pharmacology. 75(4):787-809.

Herlina. 2011. Kajian variasi jarak dan waktu tanam jagung manis dalam sistem tumpang sari jagung manis (Zea mays). Padang (ID): Universitas Andalas.

Indriati TR. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Populasi Tanaman terhadap Pertumbuhan serta Hasil Tumpang sari Kedelai (Glycine max L.) dan Jagung (Zea mays L.). [tesis]. Surakarta (ID): Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Islam F, Karim MR, Shahjahan M, Hoque MO, Alam MR, & Hossain MA. 2002. Study on the effect of plant spacing on the production of turmeric at farmer's field. Asian Journal of Plant Sciences. 1(6): 616-617.

Jacob A, Wu R, Zhou M, Wang P. 2007. Mechanism of the Anti-inflammatory Effect of Curcumin: PPAR-gamma Activation. PPAR Research 2007, 89369.

Kumar P, Padi S, Naidu P, Kumar A. 2007. Possible neuroprotective mechanisms of curcumin in attenuating 3-nitropropionic acid-induced neurotoxicity. Methods and Findings in Experimental and Clinical Pharmacology. 29(1):19-25.

Nurcholis W, Ambarsari L, Purwakusumah ED. 2016. Curcumin analysis and cytotoxic activities of some Curcuma xanthorrhiza Roxb. Accessions. International Journal of PharmTech Research. 9(7):175-180.

Rahardjo M. 2010. Penerapan SOP budi daya untuk mendukung temulawak sebagai bahan baku obat potensial. Perspektif. 9(2):78-93.

Razaq M, Zhang P, Shen H, Salahuddin. 2017. Influence of nitrogen and phosporus on the growth and root morphology of Acer Mono. PLoS ONE. 12(2):e0171321

Sidik, Sumiwi SA. 2009. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Botany, Etnobotany Chemistry, Pharmacology and There Benefit. Proceedings of The First International Symposium on Temulawak. 27-28 May 2008. Bogor (ID): Biopharmaca Research Center Bogor Agricultural University .

Song YN, Zhang FS, Marschner P, Fan FL, Gao HM, Bao XG, Li L. 2007. Effect of intercropping on crop yield and chemical and microbiological properties in rizhosfer of wheat (Triticum aestivum L.), maize (Zea mays L.), and faba bean (Vicia faba L.). Biology and Fertility of Soils. 43(5):565-574.

Thangapazham R, Puri A, Tele S, Blumenthal R, Maheshwari R. 2008. Evaluation of a nanotechnology-based carrier for delivery of curcumin in prostate cancer cells. International Journal of Oncology. 32(5):1119-1123.

Authors

Ninuk Purnaningsih
npurnaningsih@gmail.com (Primary Contact)
Titi Mawasti
Yudhistira Saraswati
Purnaningsih, N., Mawasti, T., & Saraswati, Y. (2017). Analisis Kebutuhan Pendampingan dan Kompetensi Pendamping Pelaku Usaha Industri Jamu. Jurnal Jamu Indonesia, 2(2), 68–85. https://doi.org/10.29244/jji.v2i2.34

Article Details

No Related Submission Found